Last modified: 2015-03-06
Abstract
Pada kurikulum sekolah telah disebutkan bahwa kemampuan pemecahan matematika merupakan salah satu aspek kemampuan yang hendak dicapai dalam kegiatan pembelajaran matematika. Ketercapaian kemampuan pemecahan masalah matematika diharapkan mempunyai kemanfaatan praktis yang penting, yakni dapat diterapkan dalam situasi dan kondisi tertentu, khususnya dalam menghadapi permasalahan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini cocok dengan tujuan yang hendak dicapai oleh PISA (Programme Interrnatonal Student Assessment) melalui kegiatan asesmennya. Praktik asesmen pembelajaran matematika belum sepenuhnya memenuhi rekomendasi kurikulum. Kenyataan menunjukkan praktik asesmen masih mementingkan hasil dari pada proses, guru lebih banyak menggunakan soal-soal rutin dari pada non rutin. Ada kesenjangan antara rekomendasi kurikululum dan pelaksanaannya terkait dengan asesmen pembelajaran matematika khususnya mengenai pencapaian kemampuan pemecahan masalah. Implikasi praktis dalam hal ini adalah rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaian soal-soal yang mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika, dan lemahnya kemampuan siswa menyelesaikan soal model PISA. Pada tulisan ini dikemukakan suatu disain asesmen tentang aspek kemampuan pemecahan masalah matematika. Pemecahan masalah matematika mempunyai konteks dengan kehidupan sehari-hari. Tidak hanya memetingkan hasil tetapi juga proses melalui strategi IDEAL (I-Identify problem, D-Define goal, E-Explore possible strategies, A-Anticipate outcomes and act, L-Look back dan learn).