Last modified: 2017-04-27
Abstract
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah matematika siswa kelas VIIC di SMP Negeri 9 Yogyakarta pada materi segiempat. Kemampuan memecahkan masalah matematika terdiri atas empat aspek, yaitu menemukan dan menyusun masalah, mengembangkan strategi pemecahan masalah, mengevaluasi solusi, memikirkan serta mendefinisikan kembali masalah dan solusi. Penelitian ini berlangsung sebanyak dua siklus. Setiap siklusnya terdiri atas tiga pertemuan dengan dua pertemuan untuk tindakan dan satu pertemuan untuk tes akhir siklus. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran berbasis masalah, soal tes akhir siklus, dan pedoman wawancara untuk siswa. Hasil tes akhir siklus menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aspek-aspek kemampuan memecahkan masalah matematika siswa yang dijabarkan sebagai berikut. Kemampuan memahami masalah menunjukkan 92,6% pada siklus I meningkat menjadi 96,2% pada siklus II, kemampuan mengembangkan strategi pemecahan masalah menunjukkan 48,2% pada siklus I meningkat menjadi 87,9% pada siklus II, kemampuan memeriksa kembali jawaban menunjukkan 25,7% pada siklus I meningkat menjadi 56,8% pada siklus II, dan kemampuan menemukan cara lain dalam pemecahan masalah menunjukkan 16,9% pada siklus I meningkat menjadi 38,6% pada siklus II. Sedangkan, rata-rata kemampuan memecahkan masalah matematika meningkat dari 45,9% (kriteria sedang) pada siklus I menjadi 69,9% (kriteria tinggi) pada siklus II. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah matematika siswa kelas VIIC di SMP Negeri 9 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 pada materi segiempat.
Kata kunci: penelitian tindakan kelas, pembelajaran berbasis masalah, kemampuan memecahkan masalah matematika
This research was a classroom action research which aims to improve the ability of solving mathematical problems of VIIC students at SMP Negeri 9 Yogyakarta. The ability of solving mathematical problems consists of four aspects, namely understanding the problem, developing problem-solving strategies, evaluating solutions, thinking and redefining the problem and the solution. The study lasted as much as two cycles. Each cycle consists of three meetings with the two meeting on the action and one meeting for final test cycle. Data was collected using observation sheet of problem-based learning, test, and interview guides for students. Final test results show that an increasing aspects of mathematical problem-solving skills of students described as follows. The ability to understand the problem showed 92.6% in the first cycle increased to 96.2% in the second cycle, the ability to develop problem-solving strategies showed 48.2% in the first cycle increased to 87.9% in the second cycle, the ability to re-examine the answers show 25, 7% in the first cycle increased to 56.8% in the second cycle, and the ability to find other ways of solving the problem showed 16.9% in the first cycle increased to 38.6% in the second cycle. Meanwhile, the average of ability of solving mathematical problems increased from 45.9% (criterion being) in the first cycle to 69.9% (high criteria) in the second cycle. Based on these data we can conclude that the application of problem-based learning model could improve the ability of solving mathematical problems of VIIC students at SMP Negeri 9 Yogyakarta in the school year 2015/2016.
Keywords: classroom action research, problem-based learning, the ability of solving mathematical problems