Font Size:
Evaluasi Faktor-Faktor Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi dan Manajemen Objek Pajak (SISMIOP) pada Badan Keuangan dan Aset daerah Kabupaten Bantul dengan Metode Hot-Fit Modifikasi
Last modified: 2018-05-05
Abstract
Abstrak
Pelaksanaan otonomi daerah dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah kewenangan (urusan) dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Salah satu sumber pembiayaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dialihkan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah adalah Pajak Bumi dan Bangunan Peresaan dan Perkotaan (PBB-P2). Menteri Keuangan dan Dirjen Pajak melakukan kebijakan dengan menerapkan sistem administrasi perpajakan modern PBB-P2 yaitu dengan menggunakan sistem manajemen informasi objek pajak (SISMIOP). SISMIOP dapat diibaratkan sebagai jantung PBB-P2 karena telah mencakup seluruh aspek pengelolaan administrasi PBB-P2 yaitu proses pendataan, penilaian, penangihan, penerimaan dan pelayanan. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat keberhasilan implementasi SISMIOP di BKAD Kabupaten Bantul dalam pengelolaan data PBB-P2 dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemanfaatan SISMIOP di DPPKAD Kabupaten Bantul. Jenis penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument. Populasi dalam penelitian ini adalah semua user SISMIOP yang berjumlah 60 orang. Penelitian menggunakan metode Hot-Fit yang dimodifikasi dengan menambahkan dua variabel baru yaitu Facilitating Conditions dan variabel User Training. Hasil pengujian dengan tingkat signifikansi 95% menunjukkan bahwa variabel Facilitating Conditions berpengaruh postitif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna. Ini menunjukkan bahwa kondisi infrastruktur dan teknikal di BKAD Kabupaten Bantul mempengaruhi kepuasan user SISMIOP dalam menggunakan SISMIOP untuk menyelesaikan pekrjaan sehari-hari. Variabel User Training berpengaruh tidak signifikan terhadap penggunaan sistem, ini menggambarkan bahwa user menganggap tidak terlalu membutuhkan pelatihan-pelatihan dalam memanfaatkan SISMIOP karena dapat dipelajari secara otodidak.
Pelaksanaan otonomi daerah dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah kewenangan (urusan) dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Salah satu sumber pembiayaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dialihkan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah adalah Pajak Bumi dan Bangunan Peresaan dan Perkotaan (PBB-P2). Menteri Keuangan dan Dirjen Pajak melakukan kebijakan dengan menerapkan sistem administrasi perpajakan modern PBB-P2 yaitu dengan menggunakan sistem manajemen informasi objek pajak (SISMIOP). SISMIOP dapat diibaratkan sebagai jantung PBB-P2 karena telah mencakup seluruh aspek pengelolaan administrasi PBB-P2 yaitu proses pendataan, penilaian, penangihan, penerimaan dan pelayanan. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat keberhasilan implementasi SISMIOP di BKAD Kabupaten Bantul dalam pengelolaan data PBB-P2 dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemanfaatan SISMIOP di DPPKAD Kabupaten Bantul. Jenis penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument. Populasi dalam penelitian ini adalah semua user SISMIOP yang berjumlah 60 orang. Penelitian menggunakan metode Hot-Fit yang dimodifikasi dengan menambahkan dua variabel baru yaitu Facilitating Conditions dan variabel User Training. Hasil pengujian dengan tingkat signifikansi 95% menunjukkan bahwa variabel Facilitating Conditions berpengaruh postitif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna. Ini menunjukkan bahwa kondisi infrastruktur dan teknikal di BKAD Kabupaten Bantul mempengaruhi kepuasan user SISMIOP dalam menggunakan SISMIOP untuk menyelesaikan pekrjaan sehari-hari. Variabel User Training berpengaruh tidak signifikan terhadap penggunaan sistem, ini menggambarkan bahwa user menganggap tidak terlalu membutuhkan pelatihan-pelatihan dalam memanfaatkan SISMIOP karena dapat dipelajari secara otodidak.
Full Text:
PDF