UNNES CONFERENCE, SEMINAR NASIONAL EVALUASI PENDIDIKAN I

Font Size: 
Keberfungsian Item Differensial Pada Perangkat Tes Ujian Nasional Matematika Sekolah Menengah Atas Di Jawa Tengah
Samsul Hadi

Last modified: 2015-03-06

Abstract


Ujian akhir secara nasional dilaksanakan sebagai tes hasil pembelajaran selama pendidikan pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) pada akhir tahun pelajaran 2002/2003, diatur pemerintah dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 153/U/2003. Keputusan ini menyebutkan bahwa untuk tahap akhir suatu jenjang pendidikan diselenggarakan suatu evaluasi tersendiri yang dinamakan UAN (Ujian Akhir Nasional) yang selanjutnya disebut Ujian Nasional. Pelaksanaannya dilakukan secara serempak untuk masing-masing tingkatan dengan pengaturan jadwal dan pengalokasian waktu yang seragam pula.

Tujuan UN sebagaimana tercantum dalam pasal 2 ayat 1 Surat Keputusan Mendiknas adalah 1) mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik; 2) mengukur mutu pendidikan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten, /kota, dan sekolah; 3) mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan secara nasional, provinsi, kabupaten/kota, sekolah dan masyarakat.

Prosedur awal untuk mengetahui terdapat tidaknya bias item pada suatu item tes dilakukan dengan analisis Differential item functioning (keberfungsian butir diferensial) yang selanjutnya disingkat DIF. Analisis DIF digunakan untuk mengidentifikasi seluruh item yang memiliki perbedaan fungsi untuk kelompok yang berbeda. Suatu item tes menunjukkan DIF jika siswa-siswa yang mempunyai kemampuan yang sama, tetapi berasal dari kelompok yang berbeda, tidak dapat mempunyai peluang yang sama untuk menjawab benar. (Hambleton, et. al., 1991). Prosedur selanjutnya untuk menentukan terjadinya bias atau tidak pada suatu butir adalah dengan analisis logik seperti halnya mengapa item-item tes tampak lebih sulit untuk satu kelompok dibanding kelompok lain. Hanya jika suatu item relatif lebih sulit untuk satu kelompok dan kesulitan tersebut tidak relevan terhadap konstruk tes maka item tes tersebut dikatakan bias. Dengan demikian suatu item tes yang mengandung DIF tidak otomatis item tersebut bias karena masih banyak prosedur lain yang digunakan untuk menentukan bias atau tidaknya suatu item tes termasuk analisis logik dari para ahli bidang studi.

Konstruk UN matematika secara teoritik tentu didesain untuk mengukur satu dimensi yaitu dimensi kemampuan matematika. Akan tetapi, bisa saja dalam konstruk matematika tersebut mengandung dimensi ke dua. Dimensi kedua ini disebut sebagai pembantu atau auxiliary jika berhubungan dengan konstruk dan disebut pengganggu atau nuisance jika tidak berhubungan dengan konstruk (Roussos dan Stout dalam Gierl dkk., 2003). Item-item yang mengandung DIF karena terdapat dimensi pembantu tidak bersifat merugikan (Douglas dkk., 1996) .

Wilayah Propinsi Jawa Tengah yang terdiri dari 35 Dati II mempunyai cakupan wilayah yang cukup luas dengan beraneka macam perbedaan baik perbedaan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Perbedaan tersebut menyebabkan latar belakang siswa yang mengikuti UN di tiap rayon penyelenggara  UN tidak sama. Keadaan demikian sangat potensial terdapat DIF pada item-item tes UN yang disebabkan latar belakang siswa tiap-tiap rayon penyelenggara UN.

Perolehan rata-rata UN yang berbeda dari masing-masing rayon dapat menimbulkan masalah. Masalah itu adalah apakah perbedaan tersebut disebabkan perbedaan kemampuan atau karena adanya bias item yang menguntungkan bagi siswa yang berada pada rayon-rayon tertentu. Terjadinya bias item ini sangat dimungkinkan karena latar belakang siswa pada rayon-rayon kotamadya yang merupakan daerah perkotaan akan berbeda dengan latar belakang siswa pada rayon-rayon kabupaten yang lebih banyak merupakan daerah pedesaan.

Untuk mengetahui apakah terjadi bias item pada item-item tes UN Matematika di Jawa Tengah  tahun pelajaran 2011/2012 maka perlu diadakan penelitian DIF yang didasarkan pada perbedaan wilayah UN.


Full Text: FULLTEXT