Last modified: 2015-03-06
Abstract
Gending adalah lagu yang terdapat dalam karawitan, maknanya ngrawit (sangat lembut) hal tersebut sesuai dengan pendapat Martopangrawit (1975: 1) bahwa karawitan adalah seni vocal maupun instrumental berlaras slendro dan pelog. Penjelasan tersebut untuk membedakan pemahaman antara istilah karawitan dan gamelan. Dalam seni karawitan gamelan untuk menyebut perangkat alat musik. Melalui syair- syair gending lakon Saridin terdapat nilai religi yakni nilai keagamaan yang didalamnya ada ajaran moral: 1) Ibadah menuturkan bahwa orang harus taat beribadah melalui sholat lima waktu secara tepat waktu, loyal terhadap agama yang berarti taat terhadap aturan disekitarnya. 2) Dermawan melaui memberi sedekah dan berzakat dan memberi pertolongan pada orang yang mendapat kesulitan . 3) Solider artinya menghargai pendapat orang lain. Dari sifat diatas maka akan menumbuhkan kerukunan, kegotong royongan, saling mengingatkan. Martopangrawit (1975: 3) menambahkan bahwa Gending adalah susunan nada dalam karawitan yang telah memiliki bentuk didalamnya terdapat beberapa macam bentuk gending, antara lain : ladrangan, ketawang, lancaran, sampak, srepegan, dan sebagaianya. Gending dalam pertunjukan ketoprak sangat penting dan memiliki kekhasan tersendiri, sebab dipakai untuk menggambarkan ekspresi dari tokoh, misalnya dalam adegan pertama atau pra adegan pembuka ternyata gending yang dipakai tidak sama, yakni tergantung sutradara yakni gending apa saja yang dijadikan pambuka.
Penelitian ini merupakan studi kasus yang meneliti kasus di Bakaran Pati, dengan pertimbangan peneliti tertarik ingin mengkaji sebuah kesenian tradisional yakni Gending lakon Saridin dalam ketoprak Cahyo Mudho di Bakaran Pati pada kajian pesan moral, banyak hal yang menarik yang perlu diamati dalam penelitian ini, dari bentuk pertunjukan yang memiliki nilai moral, karena gending ketoprak ini merupakan media untuk menyampaikan pesan moral. Gending dalam Kethoprak merupakan salah satu kesenian tradisional yang mempunyai keunikan yang sempat menarik penulis adalah dalam kenyataanya ketoprak Cahyo Mudho walaupun usianya sudah bisa dikatakan lanjut karena berdirinya 57 tahun yang lalu, namun sampai saat ini tetap eksis dalam arti yang sesuangguhnya sering main atau ditanggap dalam acara desa dalam acara warga punya khajat sebagai hiburanya, hingga mencapai 20 kali dalam sebulan. Keunikan yang selanjutnya adalah walaupun sekarang banyak hiburan berupa musik modern misalnya campur sari, organ tunggal, ndangdut, dan lainya namun ketoprak tidak pernah ditinggalkan oleh masyarakat penggemarnya di Bakaran Pati. Melalui sudut pandang penulis yang berlandaskan gending pada Karawitan, maka sisi lain keindahan gending dapat diungkapkan hingga melahirkan pemahaman baru. Vocal dalam gending yang terdapat pada iringan ketoprak Gahyo Mudho di Bakaran Pati pada prinsipnya merupakan sebuah jembatan menuju pemahaman makna tersembunyi dalam olah seni Karawitan serta ajaran moral para leluhur, sehingga pemaknaan gending menggugah tingkat kesadaran akan sisi lain keindahan sebuah karya seni yang sekaligus memberikan pencerahan dalam batin.
Tatanan tingkah laku khusus atau yang selalu dilakukan merupakan Nilai Moral yang dipandang berharga oleh orang atau kelompok serta dijadikan acuan, tindakan maupun pengarti arah hidup. Menurut Magnis-Suseno (1985:6) Kata Etika dalam arti yang sebenarnya berarti ”filsafat mengenai bidang moral” Etika merupakan ilmu atau refleksi sistemik mengenai pendapat-pendapat, norma-norma dan istilah moral. Etika dalam arti luas sebagai keseluruhan norma dan penilaian yang dipergunakan masyarakat untuk mengetahui bagaimana manusia menjalankan kehidupannya.